Jumat, 15 Maret 2019

“DIMANA KITA BERDIRI DISITU KITA MENCARI"



“DIMANA KITA BERDIRI DISITU KITA MENCARI”

Disrupsi Teknologi mungkin jarang  di dengar oleh kebanyakan orang. Berbeda halnya dengan kata ‘Globaliasi’, namun keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain. Globalisasi ditandai oleh berbagai macam komponen didalamnya, teknologi dan internet. Memperkecil deretan isi bumi, dengan menghasilkan jejaring sosial. Mereka bukan saja membangun budaya baru pada perubahan melainkan juga perubah pola sikap dan perilaku manusia. Era Disrupsi dimulai pada tahun 1997, namun pada masa itu belum terasa karena masih sedikit yang mengenal internet. Kehadiran internet menjadi peluang bagi semua aspek entah dari perusahaan, tatanan undang-undang maupun pekerjaan. Disruption atau dengan arti gangguan, kekacauan diidentikan dengan pola kehidupan sekarang ini. Mengapa menjadi sedemikian rupa?. Apa yang membuat tatanan kehidupan ini menjadi kacau atau terganggu. Jawabannya hanya teknologi. Sebenanya, bukan kakacauan  namun pergerakan perbedaan budaya yang menyebabkan tatanan didalamnya menjadi berubah dan hampir semuanya diubah. Bagaimana tidak, kehadiran ini tidak terelakan. Maksudnya semua orang meng’iya’kan hal ini dan menjadi kebiasaan bagi mereka. Adanya era disrupsi membawa solusi bagi manusia. Solusi di setiap komponennya ini hadir kala tekologi mematikan segalanya. Mematikan jarak, waktu, dan pola kehidupan manusia.
Manusia vs Mesin (yang dicpitakan oleh manusia sendiri)masih lebih pintar mesin dibandingkan manusia. Mesin dapat mengingat ribuan nomor, namun manusia hanya 7 sampai 8 nomor saja. Contoh Solusi kemacetan dalah kecepatan, solusi harga mahal menjadi harg murah. Semua diatur sedemikian rupa sehingga ada solusi dibalik permasalahan. Bahkan ditambah lagi teknnologi menjadikan robot ataupun kecerdasan manusia. Sungguh luar biasa.
Dengan begitu dimanakah posisi para pemuda?
Pemuda, harus memiliki jiwa yang kuat. Mengetahui siapa dirinya dan harus berbuat apakah di dunianya. Pemuda masa kini adalah pemuda yang tahu pada isi dan tantangan dari dalam dan luar negaranya, sehingga mereka bisa memilih dan masuk pada impian mereka. Pemuda sekarang rata-rata anak kelahiran 1990an-2000an. Mereka mencari siapa jati diri mereka sesungguhnya. Keberadaan teknologi tak menghentikan mereka untuk terus melangkah entah di posisi benar atau salah. Bukan masalaah zaman atau teknologi tetapi masalah siapa kita dan dimana kita ditempatkan disitulah diri kita. Masih banyak orang yang melihat sisi negative dari kehadiran teknologi namun pada hakikatnya mereka masih menggunakannya. Rintangan, hambatan tentu ada dietiap jalan. Namun bagaimana kaum muda menghadapinya.
Memang pemuda sekarang ini dilahrikan dengan penuhnya dunia perteknologian, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menjadikan teknologi sebagi bagian dari passion pereka. Manusia memiliki passion  untuk mempengaruhi sebuah teknologi. Bukan lagi pengaruh teknologi kepada manusia.
Perusahaan mulai meraabah ke dunia online, mulai dari perdagangannya, pembayarannya hingga tarik barang. Jasa yang digunakan hanya secara online dengan sistem elektronik. Menjadikan segala yang realita menjadi virtual dan itulah yang disukai para pemuda saat ini. Virtual. Mereka selalu dipaacu dengan gambaran screen setiap haru, namun disiulah mereka akan maju. Pemuda saat ini berdiri dengan kondisi yang penuh dengan teknologi dan era disrupsi dimana memungkinkan jaringan dapat didapatkan secara cepat. Media baru menawarkan para penggunanya untuk memilih pilihan informasi yang sesuai untuk di konsumsi, mengendalikan informasi, interaktivitas merupakan konsep utama pemahaman tentang media baru,munculnya virtual reality,komunitas virtual dan identitas virtual muncul seiring hadirnya media baru. Banyak peluang dapat didapatkan para pemuda, karena mereka memiliki kebebasan. Seperti halnya menjadi seorang influencer atau pengusaha dalam dunia online seperti di instagram, twiiter dan lain-lain.
Pemuda mencari dimanakah tempat yang cocok dalam dunia seperti ini. Siapakah kaum muda yang dimaksud? Kaum muda adalah kita, entah raga dan jiwanya merasa masih muda, anak TK, SD, SMP, SMA, Mahasiswa, hingga pekerja sekalipun. Disrupsi Teknologi mengantarkan pada kaum pemuda untuk berpikir lebih jauh dan memahami resiko dalam situasi (Disruption Mainset). Pikiran mereka harus lebih jauh, bukan hanya soal pelajaran atau mata kuliah saja. Namun skill yang dimiliki harus seimbang. Karena pada dasarnya pemuda di Era Disrupsi saat ini dihadapkan dengan tantangan Bonus Demografi.
 Diprediksi oleh McKinsey Global Institute di tahun 2030 disuatu  negara akan mendapatkan sebuah Bonus Demografi karena akibat dari besarnya proporsi penduduk yang produktif dan jumlahnya menjadi dua kali lipat dibandingkan penduduk berusia tua atau bayi. Di Indonesia sendiri Bonus Demografi hadir di tahun 2020-2035. Maka dari itu pemudalah yang menjadi pemain dalam hal ini. Jika lengah maka akan tertinggal, karena disini hanya mementingkan kecepatan kerja dan  kerja. Masalah ‘ancaman’ atau ‘peluang’ tergantung pada diri pemuda masing-masing. Karena tingkatan pertama dalam menjalani hidup adalah memahami diri sendiri terlebih dahulu, mengkonsep diri, dan dengan situasi seperti ini jalan manakah yang mau diambil dan dicari. Topik tentang diri atau self memegang peranan yang penting dan menjadi titik mula untuk memahami individu dan perilakunya, baik dalam level personal maupun kelompok
Evolusi media komunikasi bukan menghancurkan namun mengembangkan. Manusia dan pribadi mainsetny juga berkembang. Mengikuti zaman dan tatanan di dalamnya. Disrupsi, globalisasi, demografi, industri dan lainnya ditanggapi dengan se positive mungkin.  Hanya pemuda produktif dan inovatif dalam segi ilmu pengetahuan atau skill kreatifitas, itulah yang dicari. Tantangan bukanlah suatu hambatan, melainkan jembatan. Ibarat lampu jalan yang tidak selamanya hijau, namun ada kalanya ia kuning pertanda untuk ‘hati’hati’. Pemuda adalah masa depan bangsa.
-selesai-

Tidak ada komentar:

YUKK BELAJAR TOLERANSI

Kalo bicara tentang bagaimana toleransi di Indonesia udah pasti toleransinya bagus banget, secara Indonesia adalah negara dengan berbagai ma...