Dalam beragam semestinya kita mendasarkan atas keimanan kita, bukan hanya ikut-ikutan, keturunan atau kepentingan. Sebab, bila beragama bukan berdasarkan iman, tidak akan mendapatkan kesuksesan.
Janganlah berbicara mengenai agama dengan penuh keangkuhan, kesombonngan, merasa diri kita paling banyak tahu, paling pintar dan paling benar hingga akhirnya berani dengan mudahnya menjelekan, menghujat, menyalahkan dan bahkan mengatakan sesat kepada orang yang tidak sepaham. Sadarilah bahwa kita ini dhaaif (lemah) dan hanya sedikit sekali pengetahuan ilmu yang kita tahu. Tapi kenapa dengan pengetahuan yang terbatas itu, kita justru menrasa paling super, paling hebat, dan paling tinggi. Kita bermaksud menyampaikan agama, akan tetapi kenapa kesombongan yang dikedepankan?
Hendaknya dakwah yang kita sampaikan dengan kasih sayang, kelembutan dan kebaikan agar dakwah itu sampai pada tujuan yang diharapkan. Namun, bila sebaliknya akan terjadi permusuhan, keributan, dan perpecahan. Orang yang hanya sekedar tahu mengenai agama akan tetapi jiwanya hampatanpa adanya iman di dada, maka kesombongan dan kangkuhan yang memasuki dirinya.
Mengaku pandai dalam hal agama dan merasa fasih serta semangat dalam berkata-kata gama, akan tetapi kenapa banyak diantaranya yang menebar kebencian dan menyakiti pada sesama?. Jadi ajaran siapa yang sebenarnya diamalkan selama ini? apakah ajaran Allah, atau ajaran Syaitan? Bila ajaran Allah yang kita amalkan, maka kita akan berbuat kebaikan, dan sebaliknya bila ajaran syaitan maka kita akan berbuat kerusakan dan menghancurkan. Padahal umat adalah satu genggaman, satu ajaran, yang bersama-sama untuk mendapatkan ridha Allah.
Dafpus: Yusuf Anshori (Bahagia diJalan Agama)
Dafpus: Yusuf Anshori (Bahagia diJalan Agama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar